primbon upacara siraman

Bookmark and Share

primbon upacara siraman


Siraman adalah proses mensucikan diri
Setelah pasang tarub, pada sore hari sebelum malam midodareni atau malam menjelang hari perkawinan, diadakan Upacara Siraman. Upaca siraman adalah upacara memandikan calon pengantin wanita dan juga calon pengantin pria ditempatnya masing-masing pada waktu yang sama. Upacara siraman bertujuan membersihkan badan dan mensucikan jiwa, agar pantas untuk melaksanakan ijab khobul atau menerima berkat sakramen perkawinan. Pada intinya upacara siraman adalah upacara sesuci yang dilakukan oleh calon pengantin berdua.

Menurut kitab Primbon Betaljemur Adammakna ubarampe atau materi yang diperlukan dalam upacara siraman adalah :
  1. Bunga mawar, bunga melati, bunga kanthil dan bunga kenanga
  2. bokor atau pengaron / jambangan air
  3. tujuh botol yang masing-masing diisi dengan air dari sumber mata air yang berbeda. Dua diantaranya diambil dari sumber mata air yang berada di rumah calon pengantin pria dan calon pengantin wanita. Sedangkan lima sumber mata air lainnya diambil dari tempat-tempat keramat.
  4. tujuh macam konyoh (penggosok badan dari tepung beras dan kencur dicampur mangir sejenis lulur, daun pandan wangi dan daun kemuning) yang masing-masing diberi warna yaitu: merah, hitam, putih, kuning (makna nafsu manusia), merah muda (campuran dari warna merah dan putih. Warna merah adalah symbol dari indung telur Ibu dan warna putih menyimbolkan sperma bapak), biru (melambangkan langit atau awang-uwung), dan ungu (kehidupan sempurna).
  5. Dua butir kelapa hijau yang masih ada sabutnya.
  6. Kendi atau klenthing
  7. Klasa bangka atau tikar ukuran kira-kira 40 cm persegi
  8. Dedauan yang terdiri dari: daun apa-apa, daun kara, daun kluwih, daun dadapsrep, dan daun alang-alang.
  9. Beberapa jenis kain ukuran kira-kira 40 cm persegi yaitu: letrek (kain kuning) jingga (kain merah), bango-tulak, (kain putih tepinnya biru) sindur (kain putih tepinya merah), sembagi (kain bermotif bunga), slendhang lurik puluh watu (slendhang lorek putih hitam) yuyu sekandang (kain lurik tenun berwarna coklat ada garis-garis benang kuning) dan mori putih
  10. Tumpeng robyong, adalah tumpeng yang diberi lilitan kacang panjang dari bawah sampai ke puncak. Puncak tumpeng dipasang lombok merah, bawang merah, terasi dan telur ayam. Diseputar tumpeng diletakan aneka sayuran, lauk pauk dan bumbu yang disebut gudangan.
  11. Tumpeng gundhul, adalah tumpeng polos yang dikelilingi dengan tujuh macam jenang atau bubur : jenang merah, jenang putih, jenang merah dan putih, jenang baro-baro ( jenang putih ditaburi gula kelapa dan parutan kelapa) ketiga jenang yang lain adalah campuran dari jenang merah dan jenang putih. Misalkan jenang merah pupuk putih, jenang putih pupuk merah, jenang merah atau jenang putih diberi palang.
  12. Jajan pasar, adalah beberapa potong wajik, juadah, krasikan, dan empat gelas minuman, yaitu: teh, kopi, air putih dan sekoteng.
  13. kembang sri-taman yang terdiri dari bunga mawar, melati, kanthil dan kenanga
  14. 1 ekor ayam jantan
Urut-urutan upacara siraman.

Membuat gubug siraman :

Gubuk siraman berbentuk rumah-rumahan kecil dengan dinding anyaman daun kelapa yang berwarna hijau (bleketepe) yang diset sedemikian rupa dengan daun-daunan dan aneka bunga. untuk tempat memandikan calon pengantin. Di tengah gubug siraman tersebut diberi tempat duduk tanpa sandaran, atau dingklik kayu. Pada tempat duduk tersebut ditumpuk klasa bangka atau tikar, daun apa-apa, daun kara, daun kluwih, daun dadapsrep, dan daun alang-alang. Beberapa jenis kain yaitu: letrek, jingga, bangun-tulak, sindur, sembagi, slendhang lurik puluh watu, yuyu sekandang dan mori putih

Meracik air siraman :

Bokor atau pengaron diisi dengan air, setelah itu dituangkan secara bergantian, tujuh botol yang berisi air dari tujuh sumber mata air, oleh pemimpin upacara. Jumlah tujuh atau pitu tersebut mengandung maksud pitulungan. Mohon pertolongan kepada Tuhan, agar pengantin berdua disucikan dengan air siraman dan jauh dari hal-hal buruk yang dapat mengganggu hidup berumah tangga.

Setelah air dalam bokor dicampur dengan air dari tujuh sumber, kemudian dimasukan bunga mawar, bunga melati, bunga kanthil dan bunga kenanga ke dalam bokor siraman, agar air menjadi indah dan harum. Setelah itu kedua orang tua calon pengantin memasukan kelapa sagandheng di dalam bokor siraman. Dua kelapa yang digandheng menjadi satu adalah perwujudan secara konkrit sebuah harapan, semoga nantinya ketika kedua Calon Pengantin telah memasuki hidup berumah tangga selalu bergandeng setia dalam satu hati dan tak terpisahkan oleh manusia.

Setelah selesai meracik air siraman, jika antara calon pengantin putri dan calon pengantin putra dimandikan pada tempat yang berbeda, maka kedua orang tua calon pengantin putri mengutus untuk mengirimkan air siraman yang telah diracik itu kepada pihak besan agar nanti calon pengantin berdua dimandikan dengan air yang sama dan waktu yang sama pula. Upacara siraman dengan cara seperti ini hanya mungkin dilakukan jika antara calon pengantin wanita dengan calon pengantin pria berada dalam satu kota, dengan jarak yang tidak begitu jauh. Bagi calon pengantin yang tinggalnya berjauhan dan berlainan kota, upacara siraman dipusatkan di tempat calon pengantin wanita.
nurulhikmahoke | ilmu gendam | ilmu pelet | ilmu hikmah

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar